Sasando: Alat Musik Tradisional Khas Nusa Tenggara Timur
Daftar Pustaka
Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan budaya yang sangat beragam, salah satunya adalah alat musik tradisional yang unik dan khas dari berbagai daerah. Salah satu alat musik yang menonjol adalah Sasando, sebuah alat musik petik tradisional dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Sasando bukan hanya alat musik biasa, tetapi juga simbol identitas budaya dan kearifan lokal masyarakat Rote yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Asal Usul dan Sejarah Sasando
Sasando berasal dari salah satu pulau di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bernama Pulau Rote. Pulau ini mempunyai tradisi seni musik yang sangat pekat. Alat musik ini sudah ada sejak lama, namun asal usulnya masih sedikit misterius karena tidak banyak catatan tertulis. Namun, menurut cerita turun-temurun, Sasando diciptakan oleh masyarakat Rote sebagai alat musik pengiring dalam berbagai upacara adat, ritual, maupun hiburan.
Dalam catatan sejarah lisan masyarakat, Sasando dianggap sebagai alat musik yang diciptakan dari inspirasi alam dan benda-benda sekitar, khususnya dari bentuk daun lontar yang dijadikan sebagai bagian utama dalam konstruksinya. Hal ini menunjukkan bagaimana masyarakat Rote memanfaatkan sumber daya alam secara kreatif dan estetis.
Bentuk dan Struktur Sasando
Sasando memiliki bentuk yang sangat unik dan berbeda dari alat musik petik lainnya seperti gitar atau kecapi. Bentuknya menyerupai tabung atau tabung panjang yang terbuat dari bambu dengan ratusan senar yang mengelilingi tabung tersebut.
Bagian utama Sasando terdiri dari:
Tabung Bambu: Berfungsi sebagai badan utama tempat melekatnya senar. Bambu yang digunakan biasanya bambu yang kuat dan tahan lama agar suara yang dihasilkan maksimal.
Senar: Sasando memiliki antara 28 hingga 56 senar yang terbuat dari tali nilon atau kawat halus. Senar-senar ini melingkar di sekeliling tabung bambu dan ditegakkan dengan menggunakan bingkai kayu.
Daun Lontar: Bagian paling unik adalah daun lontar yang dibentuk seperti kipas dan mengelilingi tabung bambu. Daun lontar ini berfungsi sebagai resonator yang memperkuat suara ketika senar dipetik.
Konstruksi Sasando ini sangat rumit dan memerlukan ketelitian tinggi. Setiap senar disetel dengan teliti agar menghasilkan nada yang harmonis.
Cara Memainkan Sasando
Sasando dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari tangan. Posisi pemain biasanya duduk dengan Sasando diletakkan di pangkuan. Dengan tangan kiri dan kanan, pemain memetik senar secara bergantian atau bersamaan untuk menghasilkan melodi yang indah dan mengalun.
Karena banyaknya senar, pemain Sasando harus memiliki ketelitian tinggi dan keterampilan khusus untuk menghasilkan suara yang jernih dan harmonis. Teknik memainkan Sasando juga memerlukan latihan panjang agar bisa menguasai semua nada dan menghasilkan lagu yang indah.
Peran Sasando dalam Budaya Rote
Sasando bukan hanya alat musik hiburan, tapi juga memiliki peran penting dalam budaya masyarakat Rote. Alat musik ini sering digunakan dalam berbagai kegiatan adat seperti:
Upacara Pernikahan: Sasando mengiringi prosesi adat pernikahan sebagai simbol kebahagiaan dan kesucian acara.
Ritual Keagamaan: Dalam upacara keagamaan tradisional, Sasando digunakan untuk membangkitkan suasana sakral dan mengiringi doa atau mantra.
Pesta Rakyat dan Pertunjukan Seni: Sasando menjadi alat musik utama dalam pertunjukan seni rakyat yang memperkenalkan budaya Rote kepada pengunjung.
Pendidikan dan Pelestarian Seni: Banyak sekolah seni dan komunitas budaya di Nusa Tenggara Timur yang mengajarkan Sasando sebagai bagian dari pelestarian warisan budaya.
Makna Filosofis dan Simbolik Sasando
Selain fungsinya sebagai alat musik, Sasando juga menyimpan makna filosofis yang mendalam bagi masyarakat Rote. Bentuk tabung bambu melambangkan kehidupan yang sederhana namun kuat. Daun lontar yang mengelilingi memberikan arti perlindungan dan keselarasan dengan alam.
Banyak masyarakat Rote percaya bahwa suara Sasando dapat membawa kedamaian dan keseimbangan dalam kehidupan. Oleh karena itu, Sasando sering digunakan dalam momen penting yang memerlukan keharmonisan dan rasa hormat terhadap leluhur dan alam sekitar.
Pengembangan dan Modernisasi Sasando
Seiring perkembangan zaman, Sasando tidak hanya dipertahankan sebagai alat musik tradisional semata, tetapi juga mengalami perkembangan dan modernisasi. Musisi dan seniman dari Nusa Tenggara Timur maupun dari daerah lain mulai mengadaptasi Sasando dalam berbagai genre musik, termasuk musik pop dan kontemporer.
Ada pula inovasi dalam bentuk dan bahan pembuatan Sasando untuk meningkatkan kualitas suara dan daya tahan. Beberapa musisi bahkan menciptakan Sasando elektrik yang dapat dihubungkan ke amplifier, memungkinkan alat musik ini dimainkan di panggung besar dengan kualitas suara yang lebih bertenaga.
Selain itu, festival dan kompetisi Sasando rutin digelar untuk mempromosikan alat musik ini dan menarik minat generasi muda agar terus mencintai dan melestarikan warisan budaya mereka.
Sasando sebagai Ikon Pariwisata Nusa Tenggara Timur
Sasando merupakan salah satu daya tarik wisata di Nusa Tenggara Timur. Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Rote sering kali tertarik untuk menyaksikan pertunjukan musik Sasando atau bahkan mencoba memainkannya sendiri.
Di beberapa tempat wisata, pengunjung dapat mengikuti workshop pembuatan atau permainan Sasando, sehingga pengalaman berkunjung tidak hanya sekadar melihat, tetapi juga belajar langsung mengenai budaya lokal. Hal ini turut meningkatkan ekonomi kreatif dan pengembangan budaya di daerah tersebut.
Peran Pemerintah dan Komunitas dalam Pelestarian Sasando
Pelestarian Sasando mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan komunitas budaya. Berbagai program telah diinisiasi untuk menjaga kelestarian alat musik ini, seperti pelatihan pengrajin Sasando, peningkatan kualitas bahan baku, hingga promosi di tingkat nasional dan internasional.
Sekolah seni di Nusa Tenggara Timur juga aktif mengajarkan Sasando kepada generasi muda sebagai bagian dari kurikulum seni dan budaya. Hal ini penting agar pengetahuan tentang Sasando tidak hilang dan terus diwariskan.
Komunitas seni juga sering mengadakan pertunjukan dan pameran untuk memperkenalkan Sasando kepada khalayak luas, sekaligus menggali potensi kreativitas baru dalam memadukan Sasando dengan berbagai genre musik.
Kesimpulan
Sasando adalah warisan budaya yang sangat berharga dari Nusa Tenggara Timur, khususnya Pulau Rote. Dengan bentuknya yang unik, suara yang merdu, serta nilai-nilai filosofi yang mendalam, Sasando menjadi simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Rote.
Melalui pelestarian, inovasi, dan promosi yang terus dilakukan, diharapkan Sasando tidak hanya tetap hidup sebagai alat musik tradisional, tetapi juga berkembang menjadi bagian penting dari kancah musik nasional dan internasional. Sasando mengingatkan kita bahwa seni dan budaya adalah jembatan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan sebuah bangsa.